Mau Bahagia, Haruskah Bekerja Sesuai "Passion"?


Bahagia tidak ditentukan oleh passion, tapi dengan menemukan masalah yang menginspirasi kita untuk menemukan solusinya.
HUGGENG|CYBER - Katanya, bahagia adalah ketika bisa melakukan pekerjaan sesuai gairah atau passion. Tetapi bagaimana kalau pekerjaan yang sekarang dijalani bukan passion kita?

Ubah cara pandang itu sekarang. Karena, sebenarnya bahagia bukan ditentukan oleh apakah Anda sudah menemukan passionatau belum. Tapi, cobalah fokus pada masalah besar yang ada di hadapan kita.Dengan menempatkan masalah biasanya kita akan membuat sebuah keputusan besar, yang tidak lagi berpusat pada diri sendiri, tetapi sejauh mana kita ingin memberi kontribusi. Orang yang bekerja dengan menghadapi masalah lebih besar akan melakukan sesuatu lebih besar pula.
Jadi, berhentilah mengeluh atau melihat betapa orang lain bisa bekerja sesuai passion-nya sementara Anda tidak. Ada banyak masalah besar yang sebenarnya ada di sekitar, dari masalah pendidikan, kemiskinan, kesehatan, teknologi, urbanisasi, hingga perubahan iklim. Dari semuanya, tentu ada satu masalah yang menjadi perhatian Anda.
Oliver Segovia, dalam blog Harvard Business Review, menuliskan beberapa hal yang bisa jadi membantu menemukan apa yang baiknya Anda lakukan jika tidak atau belum bekerja sesuai passion.
Pertama, bangun kesadaran akan situasi atau lingkungan sekitar. Terkadang kita terlalu sering fokus pada diri sendiri. Cobalah melihat ke luar dunia dan mencoba lebih peka terhadap masalah yang ada di sekitar, pada orang-orang yang kurang beruntung dan terpinggirkan. Keluarlah sesekali dari kantor dan menjadi sukarelawan. Jika masih di bangku sekolah, cobalah keluar dari ruang kelas. Hadapi dunia sebenarnya di hadapan muka.
Kedua, lihatlah ketika masalah itu sebenarnya berefek pada kehidupan Anda. Biasanya kita akan termotivasi ketika masalah itu sudah masuk ke kehidupan pribadi. Kita mungkin tidak begitu peduli dengan apa yang terjadi jauh di kota lain atau di luar negeri, tapi bagaimana jika salah satu dari yang mengalami masalah itu adalah kerabat atau keluarga kita sendiri?

Sebagai contoh, Umaimah Mendhro, yang menghadapi masalah perang yang menimpa kerabatnya di Pakistan. Ia lalu merilis aksi lewat thedreamfly.org, inisiasi yang menggalang dana untuk mereka di area konflik.
Cara lainnya, cobalah bersosialisasi atau menjalin pertemanan dengan orang yang setiap harinya berhadapan dengan masalah yang besar. Di dunia ini, ada banyak jenis pekerjaan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Jaime Augusto Zobel de Ayala membantu menemukan Manila Water untuk membantu warga Filipina, yang kemudian ia sadari bahwa tindakannya itu kemudian bisa menjadi upaya untuk menangani masalah perubahan iklim, teknologi, dan pemberdayaan masyarakat sekitar.
Jika belum juga menemukan sesuatu, maka cobalah melakukan perjalanan. Ambil jatah cuti, lalutravelling lah. Bukan sebagai turis, tapi sebagai pengamat yang menikmati apa yang ada di hadapan kita. Jangan takut tersesat dengan cara backpacking dan sejenisnya.

Pengalaman ini akan memperkaya khasanah pengetahuan dan wawasan Anda. Steve Jobs sendiri pernah menuturkan bahwa perjalanannya ke India merupakan salah satu yang membuat matanya terbuka, dan ia lalu dapat menentukan apa yang harus ia lakukan di kemudian hari. Tidak mengherankan kemudian ia mencipta sesuatu yang ingin membantu menyelesaikan masalah dengan cara penemuan teknologi.
Kita tidak menemukan kebahagiaan dengan cara terus berupaya mencarinya. Kita harus keluar dan melihat dunia. Bahagia datang dari persilangan tiga hal; apa yang kita sukai, yang mahir kita lakukan, dan yang dunia luar butuhkan. Yang pertama itu sangat mudah, sementara yang kedua bangku sekolah sudah membantu sejak dari masih sekolah dasar, sedangkan untuk yang ketiga Anda lah yang harus menemukannya.
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

0 komentar:

    .

TWitter

Translate